GUNUNGKIDUL – Serapan anggaran daerah hingga (31/07/2020) ini dilaporkan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Gunungkidul mencapai 45,63 persen. Serapan anggaran tersebut, termasuk anggaran penanganan Covid-19 yang masih dilakukan hingga saat ini.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Gunungkidul Saptoyo mengatakan, realisasi pendapatan daerah mencapai 59,87 persen bersumber dari PAD, Dana Perimbangan, dan pendapatan daerah Lainnya.
“Laporan ini sekaligus mengklarifikasi informasi terkait rendahnya serapan anggaran Pemkab Gunungkidul, lantaran ada kesalahan input data ke pusat,” kata Saptoyo pada Jumat, (21/08/2020) siang.
Pendapatan Kabupaten Gunungkidul dijelaskan Saptoyo hanya mencapai 3 persen dan belanja 6 persen, menurutnya data tersebut bukan keseluruhan namun hanya realisasi di bulan Juli.
“Barulah kemudian kami mengirimkan data yang benar ke pusat untuk mengklarifikasi kesalahan tersebut,” jelasnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang diterima, anggaran penanganan Covid-19 yang disiapkan Pemkab Gunungkidul mencapai Rp 52.677.704.061,78 (lima puluh dua miliar enam ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus empat ribu enam puluh satu tujuh puluh delapan rupiah). Dana ini bersumber dari refocusing APBD Kabupaten Gunungkidul yang sudah dilakukan keempat kalinya.
Selain itu, realisasi belanja hingga akhir Juli mencapai Rp 45.017.002.155,00 (empat puluh lima miliar tujuh belas juta dua ribu seratus lima puluh lima rupiah). Realisasi untuk ke 5 instansi diantaranya, Dinas Kesehatan, RSUD Wonosari, BPBD Gunungkidul, Dinas Sosial dan RSUD Saptosari.
“Jadi serapan anggaran Covid-19 Gunungkidul sendiri telah mencapai 85,46 persen. Sisanya ada Rp 7,6 miliar,” ujarnya.
Hingaa saat ini menurutnya, Pemkab Gunungkidul sedang dalam proses mematangkan RAPBD Perubahan. Targetnya pada akhir Agustus ini RAPBD Perubahan tersebut akan disepakati.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul Sri Suhartanta menuturkan, pihaknya optimis anggaran penanganan Covid-19 cukup hingga akhir tahun.
Lebih lanjut Ia mengatakan, program yang menjadi fokus adalah sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Program BST dan BLT masih dilaksanakan di beberapa bulan ke depan.
“Selain itu, dana akan dimanfaatkan untuk pemulihan ekonomi serta sosialisasi protokol kesehatan dalam menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” katanya. (Hery)