GUNUNGKIDUL – Memasuki puncak musim kemarau sangat berdampak bagi satwa monyet ekor panjang di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Paliyan. Untuk itu, Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyediakan air bagi kera tersebut untuk kelangsungan hidup satwa.
Penanggungjawab Proyek Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gunawan Setiaji mengatakan, meskipun ada telaga di kawasan seluas 460 hektar, namun cadangan air tersebut telah mengering lantaran musim kemarau.
“Jadi sebagai kelangsungan hidup kera, kami menyediakan air di ember-ember,” katanya pada Jum’at, (28/08/2020) pagi.
Ditambahakan Gunawan, bahwa air yang disediakan tersebut guna persediaan minum bagi kawanan kera yang sewaktu-waktu datang ingin minum.
Jika tidak ada ketersediaan air, menurut Gunawan kelangsungan hidup sekitar 5 koloni kera terancam punah.
Ia menjelaskan, populasi 5 koloni tersebut yakni sekitar 500-an ekor kera yang tersebar di sekitar SM Paliyan. Sebagai upaya, BKSDA dan MSIG sebelumnya sudah menanam ribuan pohon buah-buahan guna menjaga kesimbangan ekosistem SM. Hal ini dilakukan agar kawanan kera tak menyerang lahan pertanian warga.
“Soalnya kawasan SM Paliyan memang berdekatan dengan lahan pertanian warga, jadi sebelumnya kita juga mengupayakan menanam pohon buah-buahan,” ucapnya.
Lebih lanjut Gunawan menjelaskan, penanaman sekitar 15 jenis pohon dan merupakan program rehabilitasi kerjasama antara BKSDA dan MSIG. Hal tersebut bertujuan guna memberi daya dukung hidup berbagai satwa.
Pihaknya berharap petani penggarap lahan baik di kawasan SM maupun di sekitar SM memiliki kesadaran berbagi sumber bahan pangan seperti buah-buahan yang sengaja ditanam bagi koloni kera.
“Masyarakat petani diperbolehkan untuk memetik buah, tapi tidak boleh berlebihan,” pungkasnya. (Hery)