Tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana menyebabkan munculnya ide perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengetahui cara merespon bencana.
Berdasarkan survei kejadian gempa bumi Hanshin-Awaji Jepang tahun 1995, kata pejabat BNPB, menunjukkan, 34,9 % korban dapat selamat karena upaya penyelamatan diri mandiri; 31,9 % selamat dengan bantuan anggota keluarga; 28,1% selamat karena pertolongan teman/tetangga; 2,6 % selamat ditolong oleh orang yang pada saat kejadian dekat dengan korban; 1,7 % dibantu oleh tim penyelamat.
Survei tersebut menunjukkan, sebagian besar korban selamat adalah karena dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya terutama keluarga, bukan dari tim penolong. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan keterampilan masyarakat, khususnya keluarga menjadi kunci utama keselamatan dalam menghadapi bencana.
Kursus, menurut BNPB dapat memberi pengetahuan kepada setiap keluarga tentang potensi ancaman bencana di sekitarnya dan memberi keterampilan penyelamatan diri pada situasi darurat bencana. (Redaksi)