Opini: Di Balik Cemoohan Digital, Polsek Marawola-Polres Sigi Buktikan Pengabdian Polri yang Sesungguhnya

  • Whatsapp

SIGI, SULTENG-MEDIA ONLINENEWS.ID//Dalam lanskap seminar bertaraf besar dan akbar, kita telah terbiasa menyaksikan deretan narasumber dengan kapabilitas intelektual mumpuni. Mereka hadir dengan sederet predikat akademis yang mentereng, pengalaman profesional yang memukau, dan portofolio yang mengesankan. Namun pertanyaan mendasar kerap terabaikan: apakah dampak seminar tersebut benar-benar menyentuh realitas, ataukah hanya berhenti pada tumpukan kertas catatan yang akan menguning termakan waktu?
Di sisi lain, ada narasi berbeda yang jarang mendapat sorotan. Narasi tentang narasumber yang tampil dengan kesederhanaan, bersedia didaulat menjadi pembicara di tempat yang membumi, bukan karena gelar akademis yang membanggakan, melainkan semata-mata karena panggilan tugas dan tanggung jawab. Inilah potret Aiptu Andi Yusup, Kepala Unit Pembinaan Masyarakat Polsek Marawola, yang bersama Bripka Mustawap, Bhabinkamtibmas Desa Sunju, menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Keduanya bertugas di Polsek Marawola di bawah pimpinan Iptu Kasmat Lihawa, S.H., sebagai Kapolsek. Pada Rabu malam, 12 November 2025, kedua personel ini tampil sebagai narasumber dalam Seminar Pembinaan Penyimpangan Perilaku yang digelar di Kantor Desa Sunju. Acara yang diinisiasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik berkolaborasi dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu ini tampak sederhana, namun sarat makna. Pasalnya, seminar ini menyasar masa depan intelektual muda dari salah satu perguruan tinggi terkemuka di Sulawesi Tengah.
Di era digital yang paradoks ini, institusi kepolisian senantiasa disudutkan. Kesalahan oknum lebih mudah menjadi viral dan menuai kecaman masif ketimbang hal-hal positif yang dilakukan ribuan anggota Polri di seluruh nusantara. Setiap kesalahan satu oknum seakan menjadi representasi keseluruhan institusi, sementara dedikasi dan pengabdian yang dilakukan setiap hari oleh mayoritas personel kerap diabaikan, bahkan dianggap sebagai kewajiban yang tidak perlu diapresiasi.
Namun realitas ini tidak mengurangi semangat jajaran kepolisian Polres Sigi untuk terus membaktikan diri bagi masyarakat. Kehadiran Aiptu Andi Yusup dan Bripka Mustawap dalam seminar sederhana ini adalah bukti nyata bahwa di tengah stigma negatif, masih ada anggota Polri yang dengan dedikasi tinggi melaksanakan tugasnya penuh tanggung jawab.
Di sinilah letak esensi pengabdian sejati. Ketika institusi kepolisian senantiasa dicemooh di ruang publik digital, kedua personel ini tidak mengejar popularitas, tidak mengharap tepuk tangan meriah, melainkan hadir karena kesadaran bahwa membangun karakter generasi muda adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
Seminar sederhana ini sesungguhnya melampaui sekadar penyampaian materi tentang penyimpangan perilaku dan langkah preventifnya. Ia adalah manifestasi konkret dari pesan yang senantiasa disampaikan Kapolres Sigi, AKBP Kari Amsa Ritonga, kepada jajarannya: bekerja ikhlas dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat.
Sertifikat penghargaan yang diserahkan panitia kepada narasumber bukan sekadar formalitas, melainkan wujud apresiasi terhadap komitmen Polsek Marawola dan Polres Sigi dalam pengembangan sumber daya manusia. Ini adalah bukti bahwa peran kepolisian tidak terbatas pada penegakan hukum semata, tetapi juga pembangunan kesadaran hukum dan etika di kalangan generasi muda.
Kelak, waktu yang akan membuktikan bahwa pengabdian kedua personel ini tidak sia-sia. Mungkin tidak semua orang menyimak apa yang mereka lakukan hari ini, bahkan mungkin justru menertawakannya. Namun benih-benih kesadaran yang ditanam dalam benak mahasiswa peserta seminar akan tumbuh menjadi pemahaman yang membentuk karakter mereka di masa depan.
Inilah wajah lain kepolisian yang jarang terekspos: dedikasi tanpa sorot, pengabdian tanpa gemerlap, namun bermakna dan berdampak. Di tengah hiruk-pikuk kritik terhadap institusi, masih ada anggota Polri yang memilih jalan sunyi untuk berkontribusi membangun bangsa, satu seminar sederhana pada satu waktu. Mereka tidak menunggu pengakuan publik, tidak terpengaruh cemoohan digital, melainkan tetap teguh pada komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

(Oleh: Arifo F Sinubu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *