Sebanyak 137 Muridnya Alami Keracunan Dugaan Lauk MBG, Kepsek SMPN 3 Berbah Sleman Bantah Tak Ada Intervensi untuk Menutupi Kejadian

  • Whatsapp

SLEMAN (DIY) – MEDIA ONLINENEWS.ID//Dugaan kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, tengah dalam proses investigasi sejumlah pihak. Peristiwa ini terjadi usai siswa mengkonsumsi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari Selasa, 26 Agustus 2025.

Kejadian itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Mustadi. Namun, pihaknya belum dapat memberikan keterangan resmi dari pihak – pihak terkait, lantaran masih menunggu hasil investigasi.

Muat Lebih

“Benar, sebanyak 137 siswa dalam dugaan keracunan makanan sudah dalam investigasi pihak-pihak terkait. Saat ini kami menunggu hasil investigasi, belum ada pernyataan resmi apa pun,” ujar Mustadi, saat dikonfirmasi, pada Rabu 27 Agustus 2025.

Meski begitu, ia memastikan bahwa berbagai unsur lintas sektor telah bergerak cepat merespons kejadian ini.

“Sudah ada dari Kapanewon, BPBD, Polsek, Puskesmas, Korwil, dan SPPG yang berkoordinasi langsung di sekolah,” tandas Mustadi.

Dari 137 Siswa Alami Gejala, 29 dirawat di Puskesmas

Dihubungi terpisah, Kepala SMP Negeri 3 Berbah, Siti Romah, menyampaikan bahwa sejak pagi hari pihaknya menerima laporan adanya sejumlah siswa yang mengalami gejala seragam, yakni mual dan diare.

“Pagi ini kami mendapat laporan bahwa beberapa anak mengalami gejala diare. Kami langsung berkoordinasi dengan Puskesmas Berbah, dan Alhamdulillah, tim medis cepat tanggap dan segera menangani anak-anak yang mengalami gejala,” kata Siti, kepada wartawan, Rabu 27 Agustus 2025.

Berdasarkan informasi yang ia dapat, memang benar total 137 siswa melaporkan gejala mual dan diare. Dari jumlah tersebut, ada 29 siswa yang dinyatakan benar-benar sakit, selebihnya dalam kondisi baik.

“Yang benar-benar mengalami diare hanya sekitar 29 anak, jadi mereka dirumahkan. Selebihnya hanya gejala ringan. Alhamdulillah, sekarang semua sudah mendapatkan penanganan dan obat dari Puskesmas, dan sudah kembali ke kelas,” jelasnya.

Kendati demikian, pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab dari gejala yang dialami para siswa, apakah benar – benar dugaan makanan dari program MBG.

“Karena sampel yang diambil buat diuji lab itu selain dari lauk MBG juga dari kantin sekolah, kemudian air, bahkan dari pedagang yang di luar juga diambil,” terang Siti.

Meski sebagian besar siswa mengkonsumsi menu yang sama, yakni nasi kuning dengan lauk telur dadar, tempe, dan jeruk, pihak sekolah tidak ingin gegabah menyimpulkan penyebabnya. Ia bahkan menyebut bahwa 243 siswa lainnya yang mengkonsumsi makanan serupa tidak mengalami gejala apa pun.

“Kalau semua anak makan makanan yang sama dan tidak semua sakit, kita tidak bisa menyimpulkan langsung. Karena itu kita menunggu hasil investigasi,” ujarnya.

Lanjut Siti Romah menegaskan bahwa pihaknya tidak menerima tekanan dari siapa pun untuk menutup-nutupi kejadian ini.

“Tidak ada intervensi. Bahkan saya sendiri yang menyampaikan kepada guru-guru agar tidak memberikan statement sebelum hasil investigasi keluar. Kita harus profesional, tidak bisa menuduh siapa pun,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa semua prosedur dalam program MBG telah dijalankan sesuai standar operasional, mulai dari pengecekan makanan, pembagian, hingga pengumpulan sisa makanan.

“SOP kami jelas ada yakni seperti adanya pos-pos yang bertugas mulai dari penerimaan makanan, pengecekan kelayakan, pembagian, sampai pengawasan anak-anak saat makan. Semua sisa makanan juga wajib dikembalikan ke SPPG. Tidak boleh dibawa pulang,” terangnya.

Diketahui, SPPG yang mendistribusikan makanan MBG ke sekolah tersebut berasal dari wilayah Jogotirto dan Berbah. Ia juga menyebut, pembelajaran di sekolah tetap berjalan normal hingga pukul 14.30 WIB. Dari 29 siswa yang benar-benar sakit tersebut, seluruhnya dirawat oleh Puskesmas Berbah atau dalam hal ini tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit.

“Tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit. Semuanya ditangani di sekolah oleh Puskesmas. Sekarang semuanya sudah sehat dan kembali ke rumah masing-masing,” pungkasnya.

Hingga berita ini dinaikkan, baik pihak sekolah, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan Sleman masih menunggu hasil investigasi dari pihak terkait, untuk memastikan penyebab dari gejala yang dialami para siswa. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *