Dies Natalis ISI Surakarta Ke 61 Pamerkan Wayang Langka Koleksi Kondang Sutrisno

  • Whatsapp

SURAKARTA, JATENG – OnlineNews Id//Dalam rangka Dies Natalis ISI Surakarta yang ke 61, bekerjasama dengan Yayasan Putro Pendowo dan Pepadi Pusat mengadakan Gelar Wayang Kondang. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 11 – 12 Juli 2025 di Anjungan Pendopo Mr. G.P.H.Djoyokusumo ISI Surakarta. Berbagai rangkaian acara terselenggara di sana, mulai dari pagelaran wayang, talkshow, dan pameran wayang koleksi Kondang Sutrisno.Serangkaian acara Dies Natalis ISI Surakarta tersebut juga beriring bersama acara umbul donga 1000 hari wafatnya Kondang Sutrisno. Semasa hidupnya menjabat sebagai Ketua Umum PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), Ketua Yayasan Putro Pendowo, sekaligus sebagai Dewan Penyantun di ISI Surakarta.

Kondang Sutrisno almarhum merupakan pemerhati, pengamat dan pahlawan budaya bagi kesenian wayang. Dunia Seni Pedalangan sangat kehilangan sosok yang menaungi dan mewadahi ajang kreasi bagi dalang-dalang dari seluruh Indonesia.Selain dedikasinya yang sering mengadakan pagelaran dan festival dalang tingkat nasional, beliau juga mengkoleksi wayang-wayang dari berbagai daerah dan beberapa wayang dari dalang terkenal. Koleksi yang dipamerkan di “PAMERAN WAYANGKONDANG” banyak menyita perhatian pengunjung di ISI Surakarta.

Muat Lebih

Pameran yang diadakan dua hari tersebut memamerkan koleksi almarhum, dapat dibilang koleksi wayang yang langka dan legendaris. Mulai dari wayang “Kyai Kadung”, wayang tatahan Mbah Noto, wayang Kartasura, dan beberapa wayang peninggalan dalang terkenal. Bimo Sinung Widagdo, S.Sn. (salah satu tim pameran)menjelaskan bahwa semua wayang yang dipamerkan ini jarang sekali dipamerkan dan sekarang dapat dilihat secara langsung bagi Publik. “Di sini ada beberapa wayang milik almarhum Ki Manteb Sudharsono, Ki Enthus Susmono, Nyi Suharni Sabdhowati dan wayang koleksi Ki Seno Nugroho, yang sekarang sudah menjadi koleksi Pak Kondang swargi”, kata Bimo Sinung yang, juga merupakan alumnus ISI Surakarta.

“Pameran ini bertema Werkudara, yang merupakan tokoh favorit dari almarhum Pak Kondang, jiwa kepemimpinan beliau mengiblat karakter tokoh Bima”,pungkasnya.

Ruang pameran tidak hanya menampilkan wayang, namun disediakan ruang photobooth untuk berfoto sambil memegang wayang. “Ruang ini disediakan bagi pengunjung untuk merasakan jadi dalang dan silahkan berfoto sambil pegang wayang pakai baju dalang, POV jadi dalang nih, bisa pegang wayang tapi jangan dibawa pulang”, canda Badaralam, salah satu dosen di Prodi Seni Pedalangan, ISI Surakarta. Badaralam juga menandaskan, bahwa ruang ini disediakan agar generasi muda dan anak-anak semakin dekat dan mencintai wayang kulit sebagai budaya bangsa.

Acara tersebut berlangsung meriah dan ramai pengunjung, bukan hanya dari warga Surakarta saja, melainkan daerah dari luar Surakarta. Para dalang, seniman seniwati, penggemar wayang, beberapa alumni Jurusan Pedalangan ISI Surakarta, masyarakat umum bahkan pengusaha juga banyak yang hadir. Hal ini mengingat bahwa Kondang Sutrisno merupakan tokoh yang legendaris di dunia Pedalangan. Rangkaian acara ditutup dengan Umbul Donga untuk almarhum Kondang Sutrisno melalui pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Purbo Asmoro, salah satu dosen ISI Surakarta membawakan cerita Wisanggeni Muksa atau Wisanggeni Gugur. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *