WONOGIRI, JATENG – Onlinenews.id//Di awal musim penghujan seperti saat ini, Sang Pencipta merubah suasana pegunungan yang tadinya terlihat tandus menjadi ijo royo – royo, tak terkecuali pepohonan jati.
Dimusim kemarau tak satupun terlihat daunya, semua meranggal seperti kering.
seiring datangnya hujan daun jati tumbuh dengan suburnya.
Namun tidak berlangsung lama dikarenakan langsung diserang ulat secara masif.
Banyak sebagian masyarakat fenomena ini sungguh sangat mengganggu karena sepanjang hari banyak ulat yang turun ke tanah.
Tidak memandang di ladang, di gunung maupun di pinggir jalan raya, yang tentu ini sangat menggangu pengguna jalan bagi yang takut ulat.
Turunya ulat ke tanah bukan tanpa sebab, ini adalah proses metamorfosis berikutnya untuk mengubah diri menjadi kupu – kupu.
Inilah yang di tunggu oleh banyak masyarakat di kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya.
Tua muda besar kecil rela seharian di bawah pohon jati mencari ” ungker jati “.
Dari pantauan awak media di lapangan hampir semua pohon jati tidak tersisa daunya, habis dimakan ulat.
Kepompong / entung/ ungker inilah yang diburu oleh banyak masyarakat.
Walau terkesan menjijikan dan ekstrim bagi yang belum terbiasa,namun banyak masyarakat yang menyukai makanan ini.
Bisa di goreng atau di oseng sangat lezat, seperti di sampekan salah satu warga Blongan Trukan Pracimantoro mbak Umi dan banyak ibu – ibu di Kwangsan Panekan Eromoko.
” Lumayan pak di goreng atau di oseng buat lauk pauk ” terangnya di sela – sela mencari ungker.
fenomena musum ungker saat ini berdampak bagi para pedagang nasi dan sayur di seputar pasar Pracimantoro, ” sepi mas pasare usum ungker ” ujarnya.
Red Pd Try