YOGYAKARTA – onlinenews.id | Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) bersama dengan dengan Yayasan
Rumpun Nurani dan Sineas Muda dari Cakra Visual berkolaborasi dalam
mengkampanyekan urgensi kesehatan dan kesejahteraan jiwa remaja lewat film.
“Share Screen Volume II: Bingkai Rasa”, dilaksanakan di Grhatama Pustaka
Yogyakarta, pada 23 April 2024 oleh penyelenggara Yourspace.id.
Menayangkan 4 film pendek berjudul Phytagoras, Diorama, Serenada, dan Memoar yang menjadi refleksi
otentik tentang tantangan yang dihadapi remaja saat ini. Berangkat dari kekhawatiran akan tingginya jumlah remaja yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa di Indonesia. Data dari Indonesian National Adolescent Mental Health Survey menunjukan 1 dari 3 remaja, atau setara dengan 15,5 juta memiliki satu gangguan mental
dalam 12 bulan terakhir. Perubahan fisik, emosional dan sosial membuat remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang dapat berakibat hingga dewasa dan prilaku beresiko tinggi.
Rennta Chrisdiana, Ketua LAKI mengatakan “ Dukungan orang dewasa di keluarga maupun sekolah serta keterlibatan lebih praktisi kesejahteraan mental menjadi upaya kunci preventif,
kuratif maupun rehabilitatif untuk menyelamatkan anak-anak kita””
Dibutuhkan upaya dan
terobosan baru, serta kolaborasi nyata pemerintah, masyarakat, akademisi, media dan bisnis
untuk perubahan dan peningkatan kesejahteraan jiwa remaja Indonesia” lanjutnya.
Inisiatif baru saat ini adalah, School-Based Mental Heath (SBMH) bertujuan
membangun sistem kesehatan jiwa berbasis sekolah, guna meningkatkan kualitas
kesehatan jiwa siswa melalui asesmen kesehatan mental bagi siswa, guru dan juga orang tua dan membuka akses layanan kesehatan mental dan kampanye publik dengan tagar
#connecttiocare untuk mengarusutamakan urgensi keterhubungan dan kepedulian.
Ahmad Wasil Mustofa, Lead Campaign SBMH menyatakan “ Film menjadi medium pertemuan
antara gagasan dan karya seni yang menjadi cerminan kondisi real yang dihadapi dan dari perspektif remaja secara otentik, kami berharap bisa menjadi object reflektif sekaligus pemantik percakapan berarti antara anak, orangtua, guru dan lingkungannya” Karya kolaboratif ini mengjajarkan tentang tujuan dan kepedulian bersama” lanjutnya.
Proses memproduksi 4 film yang disebut project Sekawan ini merupakan tantangan baru dengan skala dan kompleksitas yang tinggi diilakukan selama 8 bulan, 30 crew yang terlibat, 16
hari produksi, 28 set dan waktu, fokus dan energi yang tak berbilang.
Febri Tugas Pratama, Project Lead Sekawan menyatakan “ Setiap film membawa cerita, warna,
pengalaman dan rasa yang berbeda-beda. Membuat kita merefleksikan kembali hal-hal yang pernah dilalui dan bagaimana kita berucap dan berperilaku pada sesama, semoga menumbuhkan harapan dan kebaikan yang terus bertambah ”
Menonton film, diskusi dan upaya2 untuk menyebarkan kepedulian terhadap kesehatan jiwa
remaja perlu disebarluaskan, ini sebuah ajakan bekerja bersama media, sekolah serta instansi pemerintah dan komunitas-komunitas Melalui sebuah karya seni, kampanye ini memiliki
harapan besar untuk lebih luas lagi penyebaran nya dan menjadi sarana kreativitas anak muda
dan bersama menyebarkan kepedulian kesehatan jiwa dengan hastag. (red/Olivia Rianjani)
#CONNECTTOCARE
CP: Ahmad Wasil Mustofa ( 082245323519)