BERTOLAK dari seminar, workshop dan praktik, dr. Zaidul Akbar menemukan fenomena unik. Kebanyakan setelah makan, orang mengantuk. Menurutnya ini bukan persoalan sepele. Dia menjelaskan sesuai pengalaman dan ilmu kedokteran.
Ada masalah kesehatan di bagian pencernaan, kata dr. Zaidul Akbar pada buku Jurus Sehat Rasulullah halaman 2 di bawah topik Masalah Kesehatan Kita Saat Ini.
Saat tubuh memerlukan energi, demikian tulis dr. Zaidul Akbar, otak mengirim sensasi lapar, yang berikutnya dieksekusi dengan makan.
Uniknya, setelah makan orang merasa ngantuk. Zaidul Akbar menjelaskan, bahwa gejala ngantuk itu berkaitan dengan tingkat kesehatan pencernaan dan jenis asupan yang dikonsumsi.
Diterangkan dr. Zaidul Akbar, komponen pencerna makanan ada dua yaitu mulut dan perut.
Mulut, menurut Zaidul Akbar jarang mengunyah makanan 30 sampai 50 kali seperti yang disarankan Dr. Haromi Shinya. Padahal, kata dia, mengunyah makanan semakin lumat otomatis makanan dari mulut lebih sempurna.
Berikutnya makanan yang diproses perut optimal sehingga nutrisi mudah disalurkan ke seluruh tubuh.
Perut itu ibarat mesin, demikian Zaidul Akbar membuat tamsil. Makanan yang dikunyah asal-asalan membuat mesin bekerja ekstra keras, sehingga aliran darah terkontaminasi di sana.
Tidak mustahil, sehabis makan, rata-rata orang merasa ngantuk, simpulnya.
Ketika perut biasa kerja ektra, lama-lama akan menjadi masalah. Orang tidak menyadari bahwa penyakit tumbuh mulai dari perut yang bermasalah, karena 3000 enzim tidak bekerja secara optimal.
Yang menyebabkan perut kerja keras menurutnya termasuk makanan sejenis yang dikonsumsi berbarengan dalam sekali makan.
Dia menyarankan, jika makan nasi sudah lauk telur sebaiknya tidak ditambah daging sapi, ayam atau ikan. Memang bergizi tetapi ini sangat merepotkan mesin penggiling. Lebih dari itu enzim yang berfungsi membantu mencerna makanan tidak bisa kerja optimal. (Red)