Keterbatasan Ekonomi Siswa di Gunungkidul Ini Nebeng HP

  • Whatsapp

GUNUNGKIDUL – Lantaran keterbatasan ekonomi, siswa kelas X SMA Negeri 1 Rongkop, dalam kesehariannya terpaksa harus belajar bersama teman yang memiliki handphone.

Muhammad Agung Wahyudi (16), warga Padukuhan Pringombo C, Kalurahan Pringombo, Kapanewon Rongkop, tinggal bersama kakek dan neneknya saja.

Muat Lebih

Setiap pagi, Agung demikian nama panggilan akrabnya, berangkat sekolah dengan sepeda motor butut milik kakeknya. Ia harus menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer dari rumahnya untuk dapat sampai ke sekolah.

Belajar daring, Agus selalu pergi kerumah temannya untuk dapat mengikutinya. Namun, kali ini berbeda ia harus pergi ke sekolah lantaran adanya jadwal PTS.

Ia diberi fasilitas khusus dari sekolah berupa laptop untuk mengerjakan PTS, mengingat di rumah tidak ada satupun handphone maupun laptop.

“Saya hanya bersama kakek dan nenek, sehari-hari pun hanya ke sawah kerjanya,” kata Agung, saat ditemui di sela-sela mengerjakan PTS di sekolah.

Menurut Agung, Ayahnya telah meninggal sejak ia berusia 12 tahun, ibunya pun memutuskan untuk menikah lagi.

“Kalau ibu tinggal di daerah Girisubo, kalau berkunjung ke rumah paling sebulan sekali,” ucapnya.

Agung merupakan putra sulung dari tiga bersaudara. Dua adiknya kini hidup bersama ibunya. Siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini hanya berharap pandemi segera usai. Ia tak mau banyak tuntutan kepada kakek dan neneknya.

“Sekarang ya saya cuma nebeng hp temen, kadang nanti ngasih uang Rp 10 ribu untuk uang ganti kuota,” ucap Agung.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Rongkop, Sariyah mengatakan, bahwa hanya ada satu siswa di sekolahnya yang memang tidak memiliki handphone.

Pihak sekolah terpaksa meminta Agung untuk datang ke sekolah agar dapat mengerjakan PTS.

“Karena di rumahnya tidak ada sinyal maka saya meminta untuk di sini kan juga ada wifi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sariyah menjelaskan, selama pandemi pihaknya telah melakukan pembelajaran dalam jaringan dan luar jaringan. Pembelajaran dalam jaringan digunakan selama pandemi bagi siswa yang memiliki handphone.

“Di sekolah hanya Agung yang tidak memiliki handphone, jika ujian kami dampingi di sekolah,” ucapnya. (hery)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *