MENTERI Pertahanan Prabowo Subianto memilih kata yang tidak tepat, ketika memuji Preseiden Joko Widido terhadap kerja yang dilakukan dalam memimpin Indonesia selama ini.
Prabowo berlebihan, atau boleh juga disebut, bahwa Menteri Pertahanan yang mantan rival Jokowi dalam pilpres 2019 itu telah melampaui batas.
Pemakaian kata “bersaksi” selama ini hanya dikenal di dalam kalimah syahadat, dan di sejumlah firman Allah.
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Sadar atau tidak, ucapan Prabowo, format pembukanya sangat mirip dengan syahadat.
“Saya bersaksi, bahwa beliau terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat,” ujar Prabowo, seperti dikutip TribunWow.com.
Kerangka boleh sama, tetapi pilihan kata tidak akan menimbulkan nuansa tertentu, jika ucapan “bersaksi” diganti dengan kata “tahu”.
“Saya tahu, bahwa beliau terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat.” Seharusnya Prabowo mengatakan begitu.
Setelah kata bersaksi diganti tahu, maka pernyataan Prabowo menjadi bebas dari nuansa vertikal.
Kata bersaksi di dalam Al-Qur’an disebut sebanyak tujuh (7) kali. Di dalam Surat Al-Baqarah (2 kali), dan dalam Ali ‘Imran, Al An’am, Al A’raf, Hud dan Al Anbiya, masing-masing disebut sekali.
Saya tidak tahu, apakah Prabowo menyadari atau tidak. Yang saya tahu kata bersaksi tidak tepat untuk memuji Jokowi.
Putat 30 April 2020
Bambang Wahyu Widayadi
Tidak gitu mo namanya bersaksi itu tidak harus bersahadat maksud beliau itu me jadi saksi itu menurut saya..contoh dalam bahasa jawa ” kulo nyekseni “