DERITA SI MISKIN MEDIUM BERPERANG DENGAN CORONA

  • Whatsapp

MENEPIS Corona tidak akan cukup dengan mengisolasi diri. Tidak akan selesai dengan berdiam diri. Derita si miskin akan menjadi medium lain dalam berperang dengan Covid-19.

Limabelas juta lebih warga miskin di Indonesia mulai kehabisan logistik. ATM tradisional dibongkar, karena dua minggu tidak bisa bekerja sebagai buruh.

Muat Lebih

Aku haus, kalian tidak memberiKu air. Aku lapar, kalian tidak memberiKu makanan. Aku sakit kalian tidak menjengukKu, demikian  Allah SWT berfirman, seperti diriwayatkan Hadist HR Muslim.

Allah bersama orang-orang yang haus, lapar, dan sakit (Corona). Itu terjemahan bebas  pemikiran kaum sufi.

Allah bersama para penderita Covid-19, lalu kapan  Corona itu berhenti? Tidak satupun manusia mengetahuinya.

Namun ada informasi akurat, bahwa yang mampu menghambat laju penyebaran Corona. Itu telah disebutkan dalam kitab yang nyata. Mereka adalah laki-laki dan perempuan.

Sebelum bercerita banyak, saya harus mengutip pernyataan Gus Miftah, “Manungsa kuwi ora isa apa-apa, tapi  Gusti Allah, apa-apa isa”.

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.  Dalam hal ini berlaku untuk datang dan perginya Civid-19. (Ya-Sin 82)

Tulisan ini merupakan secuil harapan agar pandemi Corona segera berlalu karena kehendakNya.

Allah bisa membumikan Corona, Allah pun bisa melangitkan Covid-19 dalam bentuk turunnya ampunan untuk umat yang dikehendaki.

Sementara perlu dicatat, bahwa  turunnya ampunan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Corona akan diangkat, sekurang-kurangnya setelah 10 syarat terpenuhi.

Bakal disediakan  ampunan dan pahala yang besar (terhindar dari segala macam bencana) kepada laki-laki dan perempuan (dalam hal ini tidak disebut jabatannya).

Ampunan itu akan diberikan kepada laki-laki dan perempuan yang: 1. muslim,  2. yang mukmin (yang beriman),  3. yang tetap dalam ketaatannya,  4.  yang benar,  5. yang sabar,  6. yang khusyuk,  7. yang bersedekah,  8  yang berpuasa, 9. yang memelihara kehormatannya,  dan  10. yang banyak menyebut (nama) Allah.

Jangan Anda menyangka, bawa saya sedang berteori, tidak sama sekali. Ingat, tanggal 24 April tahun 2020, bulan penuh ampunan itu segera tiba, yakni Romadlon.

Laki-laki dan perempuan  akan diberi kekuatan menenangkan kebringasan Corona, sepanjang dia mengisi bulan penuh  ampunan itu  dengan  mengerjakan 10 item yang ditentukan dalam Al-Ahzab 35.

Khusus item 7, warga miskin di Indonesia  yang patut menerima sedekah, jumlahnya sangat fantastik.

Data per September 2019, tidak kurang 15,6 juta. Bisa saja saat  ini menjadi dua kali lipat, karena PHK. Untuk Gunungkidul KK penerima manfaat BPNT jumlahnya 88.267 KK.

Tidak hanya itu,  laki-laki dan perempuan patut memaknai, bahwa pada bulan penuh ampunan intensitas mencintai yatim piyatu, orang terlantar, juga peminta-minta,  perlu ditingkatkan.

Tentang tiga kategori ini, Indonesi tidak punya angka, yang sangat boleh jadi jumlahnya lebih besar.

Allah bersama orang yang haus, yang lapar, yang sakit, juga bersama yatim piyatu, pengemis, dan anak terlantar.

Pertanyaannya, apakah di bulan penuh ampunan (Romadlon 1441 H. 2020) Anda akan menghardik orang-orang yang sedang bersama Allah SWT?

Pikir, sebelum bertindak, supaya pandemi Corona lekas berlalu. Para pemudik itu juga manusia yang sedang nenderita sebagaimana Anda saat ini, yang tak habis-habisnya terteror oleh serdadu Corona.

Saya mengangatkan saja, bahwa amanat konstitusi 1945 tentang fakir miskin dan anak terlantar belum sepenuhnya tertangani dengan baik.

Mari, di samping menggunakan deterjen, kita sapu bersih Corona dengan hati yang mengagungkan Asma Allah.

Kumandangkan kelembutan untuk semua ciptaanNya. Serukan kelembutan, sebagaimana Allah SWT mengajarkan kepada Anda.

Bambang Wahyu Widayadi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *