TANGERANG SELATAN – OnlineNews.id | Lebih dari sepekan DPP Partai Demokrat umumkan adanya jalur konvensi pendaftaran dan penjaringan bakal calon Walikota/Bupati Se-Indonesia.
Diketahui sejak 1 November hingga tanggal 23 Desember konvensi bagi calon Walikota dan Bupati Se-Indonesia mestinya sudah membuka diri di tiap dewan pimpinan daerah. Ironisnya DPC Partai Demokrat Kota Tangerang Selatan masih menutup diri seolah enggan mengikuti intruksi pimpinan partai.
Yardin Zulkarnaen, tokoh masyarakat, pejuang Cipasera yang saat ini berminat menjadi balon ( bakal calon) Walikota menyampaikan kepada awak media bahwa, hari ini Senin ( 18/11/2019), jika Partai Demokrat sudah memiliki putra mahkota tak perlu menyebarkan informasi penjaringan dan membuka pendaftaran.
“Ini tandanya tidak memberi peluang baik eksternal maupun di garis partai sendiri,”ujar Yardin.
Yardin sendiri, sudah beberapa kali ingin mendaftar tetapi kantor DPC Demokrat Tangsel selalu tutup tanpa keterangan yang jelas.
Menurutnya, politik ala Demokrat itu harusnya berpihak kepada masyarakat, tetapi jika diikuti sekelompok kecil di Tangsel akan menjadi standar politisi Parpol Demokrat.
“Bahwa hanya sekelas itu saja tidak menjamin kehidupan masyarakat umum,” tandas Yardin.
Hal senada disampaikan tokoh lingkungan hidup dan pegiat sosial, Bambang Sudiyono. Ia menilai, politik Demokrat Tangsel belum siap menjaring eksternal partai, sebab selalu tertutup kantor sekretariat DPC Demokrat Kota Tangerang Selatan.
“Saya melihat adanya ketidakseriusan, sesuai berita yang beredar berdasarkan selebaran informasi DPP bahwa Partai Demokrat telah membuka penjaringan dari seminggu yang lalu namun hingga kini terlihat tidak siap,” ujarnya.
Ia menambahkan, Partai Demokrat adalah salah satu partai besar di Tangsel, hal itu bisa dilihat pada tahun 2014 sampai kekurangan Caleg.
“Jangan sampai karena ulah segelintir pengurus, nama partai menjadi rusak,” tegasnya.
Harapannya, kedepan Partai Demokrat Tangsel bisa diperbaiki lagi kesiapannya, tidak mengecewakan para calon Walikota yang ingin mendaftar.
Sebelumnya, Edy Kuswanto SH menganggap Demokrat Tangsel sangat menyeleneh karena berani bermain kucing kucingan dengan intruksi DPP.
“Sudah saatnya merebut suara masyarakat, sebab saat ini kursi parlemen di Tangsel bertambah bukan lantaran Calegnya tetapi masyarakatnya butuh figur sesuai harapan masyarakat Tangsel sendiri,” pungkas Edi.
(Farhat/Red)