YOGYAKARTA | Kampung atau Padukuhan memiliki beragam potensi lokal. Keberagaman potensi lokal dapat ditemukan berupa budaya, tata kelola pemerintahan, ekonomi, alam, seni tradisi dan pangan lokal atau kuliner. Saat ini, potensi lokal yang kaya akan nilai kearifan lokal terkadang hilang karena tidak dikembangkan bahkan dilestarikan oleh masyarakat itu sendiri. Padahal nilai kearifan lokal tersebut dapat menjadi sumber belajar dan pengalaman bagi setiap orang dalam mewujudkan tata kehidupan yang lebih baik.
Namun bagi Padukuhan Mancasan Kleben Desa Pandowoharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, kearifan lokal yang dimiliki kampung terus dilestarikan dan dikembangkan hingga saat ini. Hal tersebut dikatakan Gapong Maharia SE selaku Dukuh Mancasan Kleben saat ditemui media beberapa hari lalu. Gapong menjelaskan lebih lanjut bahwa ,”Padukuhan Mancasan Kleben memiliki potensi seni budaya, lingkungan alam berupa Kali Denggung dan pertanian, kerajinan batik dan sablon, kuliner dan tradisi tani baik pertanian maupun kelompok peternakan oleh warga masyarakat ”.
Salah satu kearifan lokal yang terus dilestarikan yaitu merawat Kali Denggung yang melintas di wilayahnya dengan mengelar Merti Kali. Kali Denggung memiliki semacam mata air atau orang menyebutnya “Mbelik”. Padukuhan Mancasan Kleben sendiri memiliki beberapa Mbelik diantaranya dinamakan Mbelik Lanang dan Mbelik Wedok. Meskipun musim kemarau, Mbelik ini tetap memberikan aliran air yang jernih dan melimpah. Potensi ini perlu disyukuri dan dilestarikan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk itu, perlu adanya usaha pelestarian berbagai kearifan lokal agar menjadi sumber belajar bagi masyarakat luas. Pihaknya ingin memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar tentang kearifan lokal seperti seni melukis dan membatik, budaya karawitan, konservasi alam khususnya air melalui sungai atau Mbelik dan tradisi tani serta kelompok ternak menjadi sebuah destinasi wisata yang membelajarkan dan mencerahkan sekaligus memberdayakan masyarakat seiring kesiapan SDM yang telah kita lakukan melalui kegiatan masyarakat berencana nantinya, “tutur Gapong.
Sedangkan Drs Indra Wahyudi MSi selaku Dosen Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta disela-sela memberikan Penyuluhan Strategi Pola Asuh Anak yang diselenggarakan oleh Kelompok 9 KKN Universitas Proklamasi 45 di Padukuhan Mancasan Kleben kemarin menyatakan bahwa ,” pola asuh anak tidak hanya ditentukan oleh orangtua, namun lingkungan sosial juga perlu diperhatikan. Ruang-ruang publik di kampung untuk bermain anak perlu dihadirkan. Kampung Lestari sebagai upaya memfasilitasi anak melalui ruang bermain yang berbasis kearifan lokal sangat bagus sekali untuk membentuk karakter anak yang baik di tengah-tengah ancaman kemajuan teknologi seperti Gadget yang terkadang dapat berdampak kurang baik bagi anak,” pungkas Indra Wahyudi. (Agung Wibawanto)