JAKARTA | Kondisi iklim di wilayah kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu muka air laut, baik yang ada di kepulauan Indonesia maupun yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. menjelaskan, bulan Oktober tahun 2018 yang lalu BMKG telah memprediksi terjadinya El Nino lemah. Saat ini di bulan Agustus 2019, BMKG memantau dan menganalisis, bahwa El Nino lemah telah berakhir, sehingga anomali di Samudra Pasifik kembali netral. Kondisi demikian diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun 2019.
Karena masih terpengaruh oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera dan perairan Indonesia di bagian selatan ekuator yang lebih dingin dari suhu normal (26°-27°C), maka berakibat pada proses penguapan air laut lebih sulit terjadi.
“Dampaknya adalah pembentukan awan-awan hujan juga menjadi berkurang dan curah hujan masih rendah,” kata Kepala BMKG, dakas siaran pers di Jakarta (20/08).
Kondisi suhu seperti ini diperkirakan akan berlangsung sampai bulan Oktober 2019. Implikasinya, awal musim hujan akan mundur 10 – 30 hari dari kondisi normal.
Hal tersebut akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Jambi bagian tengah, sebagian besar Sumatera Selatan, sebagian kecil Lampung, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Sementara di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, sebagian Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, Pegunungan Jayawijaya sudah mulai masuk musim hujan di bulan Agustus, September, dan Oktober.
Kemudian, imbuh Kepala BMKG, khusus wilayah Papua awal musim hujan terjadi di bulan November, tetapi di bagian selatan Merauke awal musim hujan terjadi di bulan Desember, sehingga tidak serempak di kepulauan tersebut.
Berbicara puncak musim hujan 2019/2020 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. Menghadapi kondisi puncak hujan perlu diwaspadai wilayah yang rentan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu banjir dan tanah longsor. (red)