Penjajahan di atas dunia, demikian para pendiri NKRI bersepakat, harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Penjajahan di atas bumi Gunungkidul juga terasa, ketika kemajuan diukur dengan keinginan mengumpulkan sebanyak-banyaknya pendapatan asli daerah, tanpa memikirkan distribusi pendapatan untuk penduduk yang hampir mencapai 800 ribu jiwa.
Di titik mengejar pertumbuhan ekonomi para Kandidat Bupati 2020-2025 dijajaki kemampuannya dalam melakukan eksekusi untuk kepentingan warga Gunungkidul tanpa kecuali.
Tidak banyak, warga Gunungkidul itu tersebar di 144 desa, dan di 1.431 padukuhan. Warga Gunungkidul yang telah mapan ekonominya lebih besar dari jumlah padukuhan.
Pertanyaannya, maukah, atau lebih tepatnya bisakah para Kanddiat Bupati, menggerakkan orang-orang sukses asli putra daerah, tanpa harus berjanji mengumbar jargon kosong belaka. Mengumpulkan dan menggerakkan putra daerah yang sukses, tidak sulit. Presiden Soeharto pernah melakukannya di Tapos.
Menjadi pemimpin di Kabupaten Gunungkidul pamali berkomplot dengan tikus kekuasaan. (Wahyu)